“Bukanlah langitnya tampak cerah?” tanya sora pada imam. “e emm..ya ya..bintang bertabur dimana-mana” jawab imam dengan sedikit terbata karna sebelumnya tengah memperhatikan sora yang sedang asik memandang keindahan langit Sang Maha Pencipta.
“Bagaimana mana bisa dengan melihat langit yang begitu indahnya aku tak bisa membuang jauh perasaan gundah ini?” gumansora. “Jadi kau masih memikirkannya? Banyak hal yang lebih penting untuk di pikirkan, sudahlah”, timpal imam. Sora mengalihkan pandangannya ke sekitar taman dimana mereka berada hari itu, “Hei, coba lihatlah anak kecil yang sedang berlarian itu? Bukankah ia sangat lucu, mengingatkan aku akan adik perempuanku, aku sangat merindukannya, ibuku, ayahku, juga adik laki-laki ku” curhat sora. “Ayolah jangan bersedih seperti itu, tak hanya kau yang seorang perantau disini, aku juga sama, tunggulah sebentar disini, jangan kemana-mana lo ya “ sora hanya mengangguk bahkan tanpa melihat imam. “Hiks..hiks” tanpa disadari ia telah menjatuhkan air mata, “kenapa aku cengeng gini sih?” gumannya sambil sedikit tersenyum. “Andai aku tengah berkumpul dengan keluargaku saat ini, mungkin perasaanku tak jauh lebih baik.” harapnya dalam diam.
“Soraa maaf membuatmu lama menunggu, nih..” panggil imam sambil menyodorkan sebatang es cream feast vanila kesukaan sora. “waah, kau yang terbaik mam, thanks ya” jawab sora. Sejak mengenalnya 2 tahun lalu imam telah menyimpan perasaanny pada sora, sora yang sebenarnya belum bisa move on dari cinta pertamanya ketika SMP tak pernah mencoba untuk memikirkan perasaan imam. Meski imam mengetahui hal itu, tapi ia tak pernah pergi dari sisi sora, ia selalu disana ketika sora membutuhkannya, mendengarkan keluh kesah.a, cerita2.a, dan apapun yang ingin sora katakan padanya, imam adalah seorang pendengar yang baik.
“Ingatlah, kau tak sendiri disini, aku dan yang lain..kita semua kini ibarat keluarga kecil bukan? sama2 ank rantau yang mengejar mimpi di kota orang. Jangan bersedih, lagipula kau ini kan sudah besar, masa masih cengeng?” hibur imam sambil ngelus kepala sora. “Heh jauhkan tanganmu dari kepalaku, aiih jadi berantakan gini kan rambutku.” sora menjauhkan tangan imam dari kepalanya dan merapikan rambutnya sambil manyun.
Imam hanya memandanginya dengan senyuman. Tanpa ia sadari kini perasaanlah telah semakin dalam pada sora, ia ingin selalu berada di sampingnya ketika ia bersedih dan gembira, imam ingin selalu bersamanya, namun ia benar-benar tak bisa mengatakan hal apapun mengenai perasaannya. Sora adalah seorang yang kelihatannya tak mau tau tentang perasaan yang dirasakan sahabatnya itu, meski begitu sebenarnya ia dapat melihat dari tatapan dan perlakuan imam padanya, ia hanya tak ingin persahabatan yang tercipta itu berubah karna hal2 yang sepele baginya *we know lah kalo uda pacaran itu ada rule2 yang entah datang dami mana bermunculan.
“Ini benar2 mengganggguku, kenapa aku bisa merasakan hal yang seperti ini? Menyebalkan.” guman sora (lagi) sambil melahap gigitin terakhir untuk es creamnya. “Siapa namamu?” tanya imam, “Ya sora lah” jawabnya, “apa kau yakin kau ini adalah sora?” tanya imam lagi, “apasih maksud dari pertanyaanmu?” jawabnya ketus, “heuh..kau tau sora itu orangnya cheerful, suka ceramah, baik hati, ramah, pintar, wonder women, cantik pula, menurutmu siapa yang kulihat hari ini? Yang sedari tadi ngelamun, ngeluh, cemberut.. bagaimana aku bisa menerima ini? Timpal imam.
“kau ini, dengan hal begini bagaimana mungkin aku bisa bersikap seperti biasanya..btw, terimakasih banyaak” jawab sora sambil menyenderkan kepalanya di bahu imam seketika. Imam tersipu malu dengan hal itu. “Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN, ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN, dunia ini terlalu fana untuk membuatmu menangis, keep strong” advise imam. “wah sejak kapan kamu jadi puitis seperti ini mam? Karna kali ini perasaanku telah membaik aku akan mentraktirmu nasi goreng as ur favorit food..let’s go” ajak sora yang kemudian beranjak dari tempat duduknya. Imam hanya mengangguk dan berjalan di belakangngya dengan tangan yang di masukan ke kantung celananya.
to be continue :)










